Minggu, 01 Maret 2009

Bahasaku Mulai Punah

Bahasa !? kata itu sudah tidak asing lagi untuk kita dengar. Bahkan kita selalu menggunakannya setiap hari. Kita tahu bahwa bahasa yang kita gunakan dan kita kenal tidak hanya satu. Ada banyak bahasa di dunia ini, bahkan bias mencapai ribuan bahasa, atau mungkin bias mencapai hitungan juta. Di Indonesia saja, salah satu kekayaan, keunikan, dan keragamannya yaitu bahasa.

Di Indonesia banyak sekali bahasa daerah. Mengapa tidak salah satu diantara bahasa daerah itu kita ambil sebagai bahasa pemersatu, tetapi mengapa harus bahasa Indonesia? Karena bahasa Indonesia di dalamnya tidak terdapat perbedaan-perbedaan derajat. Semuanya sama, tidak mengenal laki-laki atau wanita, tua atau muda, kaya atau miskin, semuanya sama. Tidak seperti bahasa daerah, contohnya kita ambil bahasa Sunda. Di dalam bahasa Sunda ada perbedaan derajat. Misalnya kata makan, kata makan untuk orang tua dalam bahasa Sunda yaitu tuang, untuk diri sendiri yaitu neda, untuk anak kecil emam, sedangkan untuk hewan yaitu dahar. Akan tetapi lainhalnya dengan bahasa Indonesia. Semuanya sama, yaitu makan. Itulah sebabnya Bahasa Indonesia dijadikan bahasa pemersatu.

Selain bahasa Indonesia, kita juga diwajibkan menguasai bahasa Internasional seperti kita mengenal bahasa Indonesia. Bahkan dalam pergaulan sehari-hari pun kita sering menggabungkan bahasa asing dengan bahasa Indonesia. Sehingga lama-kelamaan bahasa asing tersebut kita anggap seperti berasal dari bahasa sendiri. Bahkan ada kata yang kita gunakan dan kita masukan ke dalam bahasa Indonesia. Itu kita sebut sebagai bahasa serapan. Namun, ironisnya bahasa serapan ini lebih banyak digunakan sebagai bahasa baku dan mengenyampingkan bahasa Indonesia asli itu sendiri.

Sebagai pengguna bahasa Indonesia, kita tentu mengenal EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Namun, pada kenyataannya banyak masyarakat kita yang tidak mengenal peraturan itu. Ada yang hanya asal ngomong saja, sehingga banyak masyarakat yang menggunakan bahasa tidak menurut kaedahnya. Yang menyebabkan bahasa Indonesia asli semakin menghilang. Bahkan dikalangan anak muda, bahasa yang sering digunakan adalah bahasa gaul. Mereka lebih terbiasa dengan menggunakan bahasa tersebut dibandingkan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini, menyebabkan generasi berikutnya sedikit mengenal bahasa Indonesia dan masyarakat yang memiliki bahasa daerah yang jauh berbeda dari bahasa Indonesia lebih mengetahui bahasa gaul.
Bahasa menunjukan bangsa! Begitu kata sebuah pepatah. Ketinggian bahasa itu bisa dilihat dari bagaimana bangsa itu memperlakukan bahasa dan tradisinya. Banyak bangsa-bangsa yang terkenal karena memperlakukan bahasa dan tradisinya dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan UNESCO, setiap 2 minggu satu bahasa akan hiloang atau punah, bahkan lebih jelasnya lagi dikatakan bahwa 3.400 sampai 6.120 bahasa akan mengalami kepunahan. Adapun bahasa yang diprediksi akan berumur panjang adalah bahasa China, Yunani dan Yahudi.

Kepunahan bahasa itu terjadi disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya:
1. Sudah tidak ada yang menggunakannya
2. Pengguna sudah meninggal dan tidak diwariskan pada generasi selanjutnya.




Agar bahasa-bahasa yang ada di dunia ini tidak punah, PBB secara resmi mengeluarkan program pelestarian penggunaan bahasa Ibu dan menetapkan tanggal 21 Februari sebagai hari bahasa Ibu Internasional. Berdasarkan penelitian, ada kurang lebih delapan Negara yang tercatat mendominasi setengah dari semua bahasa di dunia, dan salah satunya adalah Bahasa Indonesia.

0 komentar: