Kamis, 05 Februari 2009

DUNIA PERLU BELAJAR KEPADA INDONESIA

Mungkin salah satu privilege yang diberikan Tuhan kepada manusia adalah menjadi penduduk sebuah negeri bernama Indonesia . Bagaimana tidak, kita hidup di negeri yang penuh kehangatan hidup, yang bakat utama penduduknya adalah bergembira dan tertawa. Kaya atau miskin, menang atau kalah, mendapatkan atau kehilangan, kenyang atau lapar, sehat atau sakit semuanya potensial untuk membuat kita bergembira dan tertawa. Untuk tetap bisa bergembira dan tertawa Bangsa Indonesia tidak memerlukan pemerintahan yang baik. kita tidak memerlukan perekonomian yang stabil, politik yang bersih, kebudayaan yang berkualitas. Untuk bergembira dan tertawa kita tidak perlu menunggu memiliki pekerjaan bergengsi, rumah nyaman atau pun kendaraan pribadi. Dengan bermodal sebatang rokok, segelas kopi dan dengan menggeser-geser bidak catur dengan diselingi irama dangdut, kemewahan yang bernama tertawa dan gembira sah menjadi milik kita, meski anak istri di rumah harap-harap cemas menanti berapa banyak yang akan kita bawa untuk makan esok hari.

Mungkin di muka bumi tidak ada orang bersukaria melebihi orang Indonesia . Tidak ada orang berjoget-joget gembira siang malam melebihi bangsa Indonesia . Tidak ada masyarakat berpesta, tertawa-tawa cengengesan, serta segala macam bentuk kehangatan hidup melebihi kebiasaan masyarakat kita. Bangsa Indonesia bukan bangsa pemalas. Kita adalah bangsa yang memang tidak perlu rajin, Kita bangsa yang kaya raya sejak dari sononya, sehingga cukup mengisi kehidupan dengan joget dan tidur saja, tidak perlu repot-repot seperti bangsa-bangsa lain. Sedemikian adil makmur dan sejahteranya negara kita sehingga segala barang tinggal mengimpor saja, mulai dari beras hingga jarum jahit. Sedemikian adil makmur dan sejahteranya negara kita sehingga pusat perbelanjaan dibangun sebanyak mungkin untuk memenuhi nafsu belanja masyarakatnya. Kumpulan-kumpulan dibentuk dari mulai klub sepeda motor kelas ecek-ecek sampai mobil kelas super mewah, dari klub pecinta kendaraan zaman kolonial sampai kendaraan keluaran terbaru. Sedemikian adil makmur dan sejahteranya negara kita sehingga tidak ada anggaran biaya pakaian dinas pejabat melebihi yang ada di Indonesia . Tidak ada hamparan mobil-mobil mewah melebihi yang terdapat di Indonesia . Tidak ada produk-produk premium limited edition yang tidak dimiliki warga Indonesia . Sedemikian adil makmur dan sejahteranya negara kita sehingga jumlah orang yang mengantri di outlet McDonalds atau pun Bread talk sama panjangnya dengan yang mengantre pembagian sembako di kelurahan.

Mungkin tidak ada spesies lain yang secara antropologis dan psikologis lebih canggih dari Homo indonesianus. Struktur dalam tubuh dan jiwannya mampu melahirkan mekanisme pertahanan yang begitu sophisticated, dihajar ganasnya tsunami, diluluhlantakkan gempa bumi, dikebiri hak-haknya, dilupakan pemerintahnya tidak membuatnya menjadi putus asa atau mutung terhadap hidup. Mungkin tidak ada spesies manusia lain yang lebih canggih dari Homo indonesianus, Karena kita mampu memadukan malaikat dengan setan dalam situasi sangat damai. Kita bisa menjajarkan kebaikan dan keburukan dalam suatu harmoni yang indah. Kita mampu mendamaikan kesedihan dengan kegembiraan, kesengsaraan dengan pesta pora, krisis dengan joget-joget, keprihatinan dengan kesombongan, kemelaratan dengan kemewahan,. Mungkin tidak ada spesies manusia lain yang lebih canggih dari Homo indonesianus, karena kita mampu melewati perjalanan sejarah tanpa harus mengambil hikmah-hikmah di dalamnya, karena kita juga tidak serius-serius amat menjalani hidup ini.

Mungkin dibelahan bumi manapun tidak ada kehidupan yang se-longgar dan se-permisif Bangsa Indonesia, segala sesuatu bisa dikompromikan, hukum pun sangat fleksibel, kebenaran harus tunduk kepada kemauan. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Kebodohan yang merata dalam kehidupan bangsa kita di semua segmen dan strata, tidak mengurangi kebesaran bangsa Indonesia. Untuk menjadi besar, bangsa Indonesia tidak memerlukan kepandaian. Bodoh pun kita tetap besar. Dengan bekal mental kerdil pun kita tetap besar. Dengan modal moralitas yang rendah dan hina pun bangsa kita tetap bangsa yang besar. Oleh karena itu kita tidak memerlukan kebesaran, karena memang sudah besar. Tetapi sangat jelas perilaku yang paling menonjol pada kehidupan bangsa Indonesia adalah bergurau. Atau barangkali orang lain menjumpainya sebagai bangsa pemalas. Atau bangsa pelupa. Toh, kita sendiri pun sebagai para pemuda penerus bangsa tidak serius-serius amat menjalani hidup ini. Orang-orang yang tangguh adalah mereka yang menjadi besar karena terpaan ujian, terpaan ujian yang datang tiada henti. Tetap berjuang dengan berbagai keterbatasan, kuat dalam kesendirian, tegar di tengah kekecewaan, beramal optimal dalam ketidakterkenalan, mungkin karena prinsip inilah yang membuat pemuda Indonesia menjadi lebih tangguh dalam menjalani kehidupannya, bahkan lebih tangguh dari bangsa mana pun.

0 komentar: